Satu hal yang paling penting dalam masalah pendidikan formal adalah pengaturan kurikulum. Karena kurikulumlah yang dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya proses pendidikan. Bahkan termasuk sebagai acuan bagi evaluasi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan guru/ sekolah.

Dalam sistem pendidikan Islam, tentu kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam. Seluruh materi pelajaran dan metode pengajaran dalam pendidikan disusun agar tidak menyimpang dari landasan tersebut. Penyusunan kurikulum diatur sedemikian rupa, sehingga benar-benar bisa membentuk kepribadian Islam yang sempurna pada peserta didik. Mereka bukan hanya menguasai sainstek, cerdas secara intelektual saja, tetapi juga memahami hakekat diadakannya proses pendidikan itu sendiri.

Secara struktural, kurikulum pendidikan Islam formal dijabarkan dalam tiga komponen materi pendidikan utama yang sekaligus menjadi karakteristik, yaitu (1) pembentukan kepribadian islami), (2)Tsaqafah Islam, dan (3) Ilmu kehidupan (IPTEK, keahlian, dan ketrampilan). Selain muatan penunjang proses pembentukan kepribadian islam yang secara terus menerus pemberiannya untuk semua tingkat, muatan tsaqafah islam dan Ilmu terapan/ilmu kehidupan diberikan secara bertingkat sesuai dengan daya serap dan tingkat kemampuan anak didik berdasarkan jenjang pendidikannya masing-masing.

Pada tingkat dasar, penyusunan struktur kurikulum sedapat mungkin bersifat mendasar, umum, terpadu, dan merata bagi semua anak didik yang mengikutinya. Yang termasuk dalam materi dasar ini antara lain:
1. Pengenalan Al Quran dari segi bacaan dan hafalannya
2. Prinsip-prinsip agama,
3. membaca
4. menulis dan menghitung
5. Prinsip-prinsip bahasa Arab,
6. menulis halus,
7. sirah rasul dan khulafa-u Rasyidin
8. latihan berenang dan menunggang kuda

Beberapa sandaran bagi pemberian materi pelajaran tersebut adalah:
“Yang paling baik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)

“Sesungguhnya shalat mencegah dari keburukan dan kemungkaran, dan sesungguhnya menyebut Allah itu adalah paling besar” (QS. Al Ankabut:45)

“Sebaik-baiknya kalian adalah yang terbaik akhlaq budi pekertinya” (HR. Bukhari-Muslim)

“Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya dan sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap isterinya” (HR. Turmudzi)

Khalifah Umar bin Khattab dalam wasiat yang dikirimkan kepada gubernur-gubernurnya menuliskan: “Sesudah itu, ajarkanlah kepada anak-anakmu berenang dan menunggang kuda, dan ceritakan kepada mereka adab sopan santun dan syair-syair yang baik” 

Khalifah Hisyam bin Abdul malik mewasiatkan kepada Sulaiman Al Kalby, guru anaknya: “Sesungguhnya anakku ini adalah cahaya mataku, saya percayakan padamu mengajarnya. Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah dan tunaikanlah amanah. Dan yang pertama-tama saya wasiatkan kepadamu adalah agar engkau mengajarkan kepadanya Al Quran, kemudian hafalkan kepadanya Al Quran,…”

Kurikulum yang ada haruslah memusat, artinya tidak ada perbedaan antara satu daerah dengan yang lainnya. Meskipun secara potensi lokal masing-masing daerah memiliki perbedaan, tapi kualitas sumber daya manusianya haruslah sama. Ini tidak berarti mengebiri kreatifitas daerah. Karena berbicara proses, kreatifitas guru dan sekolah untuk memberikan kemampuan terbaiknya bagi peserta didik masih tetap terbuka lebar.

Categories:

Leave a Reply

sponsor

    Blogger news

    Blogroll

    About