Secara etimologi pendidikan dalam pendidikan Islam kadang-kadang disebut At-Ta’lim. At-Ta’lim biasanya diterjemahkan dengan perjamuan makanatau pendidikan sopan santun. Sedangkan Al-Ghazali menyebut “pendidikan”dengan sebutan Ar-Riyadhat. Ar-Riyadhat dalam arti bahasa diterjemahkandengan olah raga atau pelatihan. Terma ini dikhususkan untuk pendidikan masakanak-kanak, sehingga Al-Ghazali menyebutnya riydha ash-shibyan. Pada masasekarang istilah yang popular dipakai orang adalah tarbiyah, karena menurutMuhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi, At-Tarbiyah adalah terma yang mencakupkeseluruhan kegiatan pendidikan. Ia adalah upaya yang mempersiapkan individuuntuk kehidupan yang lebih sempurna dalam etika, sistimatis dalam berpikir,memiliki ketajaman intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yanglain, berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan tulisan, serta memilikibeberapa keterampilan. Sedangkan istilah yang lain merupakan bagian darikegiatan tarbiyah. Sedangkan secara terminologi Mustafa al- Maraghy membagi kegiatan At-Tarbiyah dengan dua macam. Pertama, tarbiyah khalqiyat, yaitu penciptaan,pembinaan dan pengembangan jasmani peserta didik agar dapat dijadikan sebagaisarana bagi pengembangan jiwanya. Kedua, tarbiyah diniyah tahzibiyah, yaitupembinaan jiwa manusia dan kesempurnaannya melalui petunjuk wahyu Ilahi.Berdasarkan pembagian, maka ruang lingkup tarbiyah mencakup berbagaikebutuhan manusia, baik kebutuhan dunia dan akhirat, serta kebutuhan terhadapkelestarian diri sendiri, sesamanya, alam lingkungan dan relasinya dengan Tuhan.Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalahmempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintaitanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teraturpikirannya, halus perasaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan maupuntulisan. Marimba juga memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalahbimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menujukepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Denganmemperhatikan dua definisi diatas maka berarti pendidikan Islam adalah suatuproses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian.32Adapun tujuan pendidikan diharapkan sesuai dengan kaidah-kaidah yangada dalam Al-Qur’an dan Hadits. Peranan tujuan sangat penting sebabmenentukan arah proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan islam dirumuskandari nilai- nilai filosofis yang kerangka dasarnya termuat dalam filsafat pendidikan islam. Seperti halnya dasar pendidikannya maka tujuan pend idikan Islam jugaidentik dengan tujuan Islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandanganyang kontroversial dari para ahli didik terhadap pendidikan Islam. Seakan merekakurang dapat menerima penjelasan yang demikian itu.Prof. Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi, seorang ulama muslim, membagitujuan pendidikan Islam menjadi lima azas yang menjadi sasaran dan tujuanpendidikan Islam yaitu:1. Pendidikan Akhlak merupakan ruh pendidikan Islam. 2. Pendidikan Islam memperhatikan kepentingan agama dan kepentingandunia secara seimbang.3. Pendidikan Islam mengutamakan segi-segi manfaat.4. Pendidikan Islam mendidik peserta didik menuntut ilmu semata-mata untukilmu.5. Pendidikan Islam mementingkan pendidikan kejuruan, kesenian danpertukangan untuk mempersiapkan peserta didik mencari rizki.Kelima azas tersebut sebagai tujuan pendidikan Islam, mengandung aspekpembinaan mental, aspek spiritual, aspek keseimbangan antara hidup di dunia danakhirat, aspek manfaat, aspek ilmiah, serta aspek ketrampilan. Dengan kata laintidak sempit dan tidak terbatas pada aspek akhirat saja. Dengan demikian makajelas bahwa tujuan pendidikan menurut Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi adalahmempersiapkan manusia yang berkepribadian paripurna secara utuh, jasmaniahruhaniah,serta memiliki persiapan yang lengkap menghadapi hidup dan kehidupan. Dengan tegas ia menggarisbawahi tujuan pendidikan secara umumdengan catatan bahwa pendidkan Islam bertujuan lebih jauh dan lebih mendasaryaitu; memperbaiki akhlak, mensucikan rohani, mencapai fadhilah, mencapaiakhlak yang mulia, ikhlas, dengan tidak mengabaikan aspek yang lain.Selanjutnya adalah disip lin moral. Konsep Islam tentang moralitasberdasarkan pada konsep tauhid. Dalam konsepsi dan ajaran tauhid, Allah YangMaha Tunggal adalah Pencipta, Tuhan sekalian alam. Tuhan adalah sumbersekaligus tujuan kehidupan karena prinsip moral Islam berdasarkan pada wahyuAllah, maka mereka bersifat permanen. Oleh karena itu, Islam memilikik standarmoralitas dengan karakternya yang khas. Islam tidak hanya mengajarkan ukuranmoral, tetapi juga memberikan kesempatan kepada potensi yang dimiliki manusiauntuk ikut menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Potensi yangdimiliki manusia, yang dapat membantunya dalam memahami dan membenarkannorma moral Islam yang bersumbar dari wahyu Allah itu termasuk akal dan kalbu(hati nurani).Dalam pemikirannya, Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi tidak mengatakantentang pendidikan moral tetapi lebih cenderung kepada pendidikan akhlak.Menurutnya pendidikan akhlak adalah ruh dari pendidikan Islam dimana konseptentang akhlak berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadits. Maksudnya dalammenentukan baik dan buruknya suatu perbuatan itu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dan akhlak sendiri merupakan hasil dari pendidikan, latihan, pembinaandan perjuangan keras dan sungguh-sungguh (hasil usaha).

Wallahua'lam.....

Categories:

Leave a Reply

sponsor

    Blogger news

    Blogroll

    About